PERTEMUAN PENUTUPAN PROGRAM SLAB-III DAN KICK OFF PROGRAM e-SLAB

Image

Yayasan Project HOPE bekerjasama dengan Kabupaten Banyumas dan Grobogan telah melaksanakan Program Saving Live at Birth (menyelamatkan nyawa saat lahir) tahap III atau SLAB-III sejak tahun 2019 dan akan berakhir pada bulan Mei 2022. Berdasarkan hasil evaluasi dan praktek baik yang telah dilaksanakan sebelumnya, Yayasan Project HOPE akan mengembangkan program ini di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Grobogan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Sampang dengan nama program expanding Saving Lives at Birth (e-SLAB). 

Untuk   itu   Yayasan   Project   HOPE   mengadakan pertemuan penutupan program SLAB Phase III sekaligus pertemuan Kick-off program e-SLAB yang dilaksanakan pada hari Kamis,12 Mei 2022 di Hotel Manhattan, Jalan Prof.Dr. Satrio Blok D/III No.19-24 RT.7/RW4, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, sesuai dengan surat undangan resmi dari Yayasan Project HOPE yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Yayasan Project HOPE DR. Edhi S. Rahmat, MME.

Dalam   menindaklanjuti   surat   undangan   tersebut, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas bersama Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat beserta Para Kepala Bidang lintas program di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan para pemegang program, hadir dalam pertemuan ini.

Apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh  Yayasan Project HOPE di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Grobogan? Yayasan Project HOPE dengan dukungan Johnsons & Johnsons Foundation telah melaksanakan Program Saving Live at Birth (menyelamatkan nyawa saat lahir) tahap III atau SLAB-III di dua daerah di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Grobogan. Program berlangsung selama 3 tahun, sejak 2019 hingga 2022.

Melalui program tersebut, Project HOPE melakukan intervensi terhadap implementasi layanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Intervensi yang dilakukan yaitu melaksanakan pelatihan kompetensi tenaga medis, pemberdayaan masyarakat serta kegiatan orientasi dan pendampingan.

Program Manager Maternal Neonatal and Child Health Yayasan Project HOPE, dr. Raden Noviane Chasny menjelaskan, program SLAB-III dilaksanakan berdasarkan analisis situasional di dua daerah tersebut.

"Banyumas merupakan daerah dengan kematian bayi tinggi. Sedangkan Grobogan merupakan daerah dengan angka kematian ibu tertinggi di Jawa Tengah," kata dr Noviane.

dr Noviane mengungkapkan, program SLAB-III telah menghasilkan tiga capaian utama. Pertama, Program SLAB-III mampu meningkatkan pelaksanakan dan monitoring evaluasi program KIA. Aksi nyata yang dilakukan di Banyumas yaitu eradikasi Pre-Eklampsia.

Project HOPE juga telah memetakan sejumlah masalah terkait layanan kesehatan ibu dan anak. Di antaranya, masalah kapasitas tim kesehatan, kompetensi tenaga kesehatan, kesiapan fasilitas kesehatan, pemantauan dan evaluasi hingga perilaku kesehatan masyarakat.

"Pre-Eklampsia  ini  penyakit  karena  tekanan  darah tinggi yang timbul pada saat kehamilan," katanya. Ia menjelaskan, dalam konteks program diartikan menghilangkan penyakit PE sebagai penyebab utama kematian ibu hamil. Penyakit tersebut dapat dicegah dan kematian akibat penyakit tersebut juga dapat dicegah apabila bisa diidentifikasi secara awal dan diterapi dengan tepat sejak ditemukan.

Di Grobogan, SLAB-III melakukan aksi Grobak Manak, yang diadaptasi dari Grobogan Bersama Atasi Kematian Emak dan Anak.  Aksi tersebut melibatkan pemangku kepentingan dari sektor kesehatan dan nonkesehatan.

dr Noviane menyebut, penguatan kompetensi tenaga medis berdampak pada penurunan angka kematian ibu karena Pre-Eklampsia dan perdarahan. Pada 2019, persentase kematian ibu karena Pre-Eklampsia di Banyumas sebanyak 50% dan di Grobogan sebanyak 31%. Kasus tersebut menurun pada 2021, yaitu Banyumas 11 % dan Grobogan 20%. Sementara itu, persentase kematian ibu karena perdarahan pada 2019 di Banyumas sebanyak 10% dan Grobogan 14%. Kasus menurun pada 2021, yaitu Banyumas 2% dan Grobogan 10%.

Capaian ketiga yaitu adanya perubahan perilaku dan pemahaman masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak. dr Noviane mengatakan, sebanyak 234.410 warga di Banyumas dan Grobogan yang menerima masnfaat dari SLAB-III. Jumlah itu terdiri atas 73.000 ibu hamil, 4.236 ibu hamil dengan risiko tinggi, 70.781 ibu bersalin dan 85.450 bayi baru lahir.

"Perubahan perilaku dan pemahaman ini menghasilkan kebijakan alokasi dana desa untuk program KIA," kata dr Noviane. Semoga  kematian  saat  melahirkan  dapat  ditekan serendah-rendahnya di Kabupaten Banyumas. (GS12052022). 

.

Komentar