SURVEILAN KUALITAS AIR RUMAH TANGGA ( SKAM RT )
Pemerintah Indonesia tengah melakukan upaya percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi yang layak untuk mencapai target 100 % ( akses universal ) dan tertuang dalam RPJMN .Salah satunya melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang di tuangkan pada Kepmenkes No.852/Menkes/IX/2008 tentang strategi STBM dan telah diperbaharuhi dengan PMK No.3 taun 2014 tentang STBM.Pendekatan program STBMmenitikberatkan pada perubahan perilaku masyarakat secara kolektif melalui komponen penciptaan kebutuhan ( demand),penyediaan layanan (supply )dan penciptaan kondosi kodusif ( enabling environment).
Kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan ISPA masih sering terjadi dengan frekwensi yang cukup tinggi, hal ini dilatar belakangi oleh buruknya sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh perilaku masyarakat yang terbiasa buang air besar pada sembarang tempat, seperti kebun,sungai,parit,dan lain sebagainya.Pada sisi lain air sungai juga di gunakan oleh masyarakat untuk mandi,cuci bahkan di konsumsi sebagai air minum.Keadaan masih di perberat lagi dengan perilakutidak mencuci tangan sebelum makan, setelah menceboki,bayi, serta didak elakukan pengelolaan air minum rumah tangga dengan baik. Fenomena yang terjadi di masyarakat tersebut di sebabkan karena masih rendahnya masyarakat untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang layak berkelanjutan.
Dalam upaya mendukung pencapaian akses universal air minum,, Kementrian Kesehatan memiliki memiliki peran untuk menjamin kualitas air minum yang di akses oleh masyarakat dapat memenuhi dapat memenuhi standart yang telah di tetapkan melalui Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM). Pengawasan pelaksanaan kualitas air mengacu pada Permenkes No.73/Menkes/Per/VI/2010 bahwa penyelenggaraan air minum harus dapat menjamin kualitas air minum yang di produksinyaaman dan memenuhi syarat kesehatan .
Dalam kegiatan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) di Kabupaten Banyumas Tahun 2024 akan dilakukan pada 40 Puskesmas yang menjadi lokus pemeriksaan dengan sasaran Rumah Tangga deengan jumlah sampel masing – masing 30 sampel Rumah Tangga dan 20 sampel TFU ( Tempat Fasilitas Umum ) dalam hal ini sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan atau Sanitarian di Puskesmas dengan memanfaatkan sanitariankit :
selengkapnya download disini
.
Komentar