Pelatihan Pelayanan ANC Dan Penggunaan USG Dasar Obstetri Terbatas Di Puskesmas Kabupaten Banyumas 14 s/d 21 April 2025

Pembangunan di bidang kesehatan mengarah kepada upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat yang optimal. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program kegiatan yang meneruskan agenda Milenium Develompent Goals (MDGs) untuk periode waktu tahun 2016-2030 sekaligus menindaklanjuti program MDGs yang belum selesai. Agenda SDGs yang telah disepakati terdapat 17 (tuhu belas) tujuan dan 169 (serratus enam puluh sembilan) target yang harus tercapai pada tahun 2030. Tujuan dari SDGs adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dimana salah satu yang harus disiapkan adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai standar.
Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan melalui kegiatan Pelatihan dengan Topik Prioritas merupakan kewajiban Pemerintah sehingga kegiatan dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas sesuai layanan klaster siklus hidup untuk Puskesmas merupakan salah satu sub menu pada kegiatan DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2025.
Masalah kesehatan ibu dan bayi, serta pencegahan penularan penyakit masih menjadi prioritas utama dalam Pembangunan Nasional Bidang Kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Dokumen Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dari hasil SUPAS 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH), Hasil LF SP 2020 AKI 189/100.000 Kelahiran Hidup dan target RPJMN 2024 sebesar 183/100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) masih tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017 menyebutkan AKN adalah 15/1.000 KH dengan target 2024 adalah 10 per 1000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) pada SP 2010 26/1.000 KH dan AKB pada LF SP 2020 16,85/1000 KH dengan target 2024 adalah 16/1000 KH. Sedangkan target 2030 secara global untuk AKI adalah 70/1000 KH, AKB mencapai 12/1.000 KH dan AKN 7/1.000 KH. Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan akses pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata kelola, dengan salah satu upaya terobosan adalah dengan penetapan kabupaten/kota lokus penurunan AKI dan AKB yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan, dan akan dilaksanakan secara bertahap. Sebagai salah satu intervensi adalah pentingnya peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan adalah pendekatan safe motherhood, dimana salah satu pilar dalam menurunkan angka kematian ibu, yaitu pemeriksaan kehamilan/ Antenatal Care (ANC) sesuai standar minimal 6 (enam) kali selama kehamilan termasuk pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG) dasar obstetri terbatas pada kunjungan ke-1 dan ke-5 oleh dokter. Dalam perjalanan kehamilan seorang ibu, dokter memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam skrining faktor risiko pada ibu hamil dan menangani kegawatdaruratan pada ibu hamil. Namun sampai saat ini peran dokter masih dirasa belum optimal dalam kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan ibu hamil melalui kegiatan Pelatihan Pelayanan ANC dan Penggunaan USG Dasar Obstetri Terbatas Melalui Blended Learning agar pelatihan lebih efektif dan efisien.
Peserta pelatihan berjumlah 30 (tiga puluh) orang Dokter yang berasal dari 30 (tiga puluh) Puskesmas di Kabupaten Banyumas. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan Dokter Peserta latih mampu melakukan Pelayanan ANC dan Penggunaan USG Dasar Obstetri Terbatas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FKTP) dalam wilayah Kabupaten Banyumas. Pelayanan ANC dengan USG Dasar terbatas sudah dapat dilayani di semua Puskesmas di Kabupaten Banyumas mengingat semua Puskesmas sudah tersedia USG dan semua Puskesmas sudah ada Dokter yang di latih ANC dan USG sesuai standar.
Artikel dapat diunduh disini.
.
Komentar